Strategi mengajar untuk memotivasi anak dalam menempuh pendidikan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
bertemakan “Kualitas lulusan pendidikan kesetaraan untuk meningkatkan sumber
daya manusia”
Makalah ini berisikan
tentang kualitas lulusan pendidikan kesetaraan untuk meningkatkan sumber daya
manusia ,yang saya sadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan ,oleh
karena itu saya selaku penulis bersedia menerima kritik dan saran dari semua
pihak ,sehingga dengan adanya hal tersebut saya bisa melakukan dengan lebih
baik lagi dan membangun terus semangat dalam proses pengerjaan makalah demi
kesempurnaan makalah ini.
Saya sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita Amin.
(Mochamad Hendriansyah)
PENULIS
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sudah kita ketahui Informasi ini memberikan petunjuk bahwa
masyarakat memerlukan pendidikan keterampilan yang relatif dengan kebutuhan
dunia usaha atau industri. Tujuannya agar jadi wawasan dan bekal untuk memasuki
lapangan kerja .
Pendidikan anak usia dini harus berlandaskan pada kebutuhan anak, yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut di lingkungan di sekitarnya, sesuai dengan tahap perkembangan fisik dan psikologis anak, dilaksanakan dalam suasana bermain yang menyenangkan serta dirancang untuk mengoptimalkan potensi anak.
Pendidikan anak usia dini harus berlandaskan pada kebutuhan anak, yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut di lingkungan di sekitarnya, sesuai dengan tahap perkembangan fisik dan psikologis anak, dilaksanakan dalam suasana bermain yang menyenangkan serta dirancang untuk mengoptimalkan potensi anak.
Proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, agar memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran akan optimal jika didukung
dengan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
BAB II
ISI
2.1 Karakteristik Belajar Anak
Di usia balita, gaya belajar anak akan berkembang dan
ketiganya digunakan bersama-sama. Di usia sekolah, salah satu gaya belajar anak
akan lebih menonjol atau dominan. Anda tak perlu menunggu hingga anak masuk
usia sekolah untuk mengenali gaya belajarnya. Ada beberapa karakteristik
modalitas belajar yang dapat Anda jadikan panduan.
Setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata
yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap
objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut
berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang
sudah ada dalam pikiran) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan
konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut
jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan
baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat
membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat
dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal
tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam
konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret.
Pada rentang usia sekolah dasar tersebut anak mulai menunjukkan perilaku
belajar sebagai berikut:
Ø
Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser
dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur
secara serentak,
Ø
Mulai berpikir secara operasional,
Ø
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda,
Ø
Membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab
akibat, dan
Ø
Memahami konsep substansi, volume zat cair,
panjang, lebar, luas, dan berat.
2.1.1 Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu
sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam
kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda
ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan
perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup
dan lain-lain.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik atau
jasmani anak, antara lain adalah :
Ø
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi
perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak
menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh
makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta
kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ø
Olahraga juga merupakan faktor penting pada
pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering
kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak
dan kesehatan anak.
Ø
Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai
macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan
kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang
tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun
sederhana.
2.1.2 Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada
berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan
dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut
anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan
kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya
perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua
maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat
berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya
gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali
tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga
adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi
perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak
larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang
sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat
kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi
oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli,
misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi
tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin
dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat
perkembangan mental dan emosional anak.
2.2.3 Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan
bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan
tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan
keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian
hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.
Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada
anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan
dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat
diterima dalam masyarakat luas.
Fungsi hadiah bagi anak, antara lain adalah memiliki nilai
pendidikan, memberikan motivasi kepada anak, memperkuat perilaku dan memberikan
dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
Selain hadiah yang di berikan ada kalanya orang tua
memberikan hukuman kepada anak apabila seorang anak melakukan kesalahan, Fungsi
hukuman yang diberikan kepada anak adalah fungsi restruktif, fungsi pendidikan
atau sebagai penguat motivasi.
Syarat pemberian hukuman adalah konsisten, konstruktif,
impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada
perbuatannya, harus disertai alasan, sebagai alat kontrol diri, diberikan pada
tempat dan waktu yang tepat.
2.2 Metode/Strategi untuk Memotivasi Belajar
Anak
Metode atau Strategi pembelajaran adalah pola yang digunakan
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka membantu anak
mencapai hasil belajar tertentu. Komponen metode pembelajaran terdiri dari:
identitas, kompetensi
yang akan dicapai, langkah-langkah, alat atau sumber belajar
serta evaluasi. Model pembelajaran pada anak usia dini terdiri dari dua jenis,
yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada
anak. Model pembelajaran yang berpusat pada anak terdiri dari model
pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat.
2.2.1 Metode Pembelajaran Kelompok
Metode Pembelajaran Kelompok atau Cooperatif
Learning merupakan pembelajaran yang berupaya membantu anak didik
untuk mempelajari materi belajar dan berbagai keterampilan guna mencapai
sasaran serta tujuan sosial dan hubungan dengan orang lain.
Landasan teoritis dari metode pembelajaran kelompok adalah
mengacu pada teori John Dewey yang menyatakan bahwa kelas seharusnya
mencerminkan masyarakat yang lebih luas dan menjadi laboratorium bagi
pembelajaran kehidupan nyata. Menurur Dewey, guru seharusnya menciptakan
lingkungan belajar yang demokratis diserta proses belajar yang ilmiah. Tanggung
jawab utama guru adalah melibatkan peserta didik dalam penyelidikan (inquiry)
tentang berbagai masalah sosial dan interpersonal.
Prinsip dasar dalam pembelajaran kelompok adalah peserta
didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar, anggota dalam kelompok
tersebut terdiri atas siswa yang mempunyai kemampuan belajar rendah, sedang dan
tinggi, jika memungkinkan, anggota kelompok tersebut terdiri dari campuran ras,
budaya dan jenis kelamin, sistem rewardnya berorientasi pada kelompok. Prinsip
berikutnya, dalam pembelajaran kelompok setiap anggota kelompok dapat bertukar
tempat ke kelompok lain dengan catatan dalam kelompok yang dipilih ada tempat
yang kosong.
Manfaat pembelajaran kelompok, antara lain memotivasi
peserta didik yang kemampuan belajarnya rendah dan tinggi untuk saling
membantu, menumbuhkan toleransi yang tinggi terhadap orang yang berbeda ras,
budaya, kelas sosial, bahkan anak yang berkebutuhan khusus. Manfaat
pembelajaran kelompok berikutnya adalah mengajarkan keterampilan kerja sama dan
kolaborasi kepada anak didik.
Tahap atau langkah dalam pembelajaran kelompok dapat
diuraikan sebagai berikut:
Ø
Pelajaran dimulai dengan guru membahas
tujuan-tujuan pelajaran dan membangkitkan motivasi belajar.
Ø
Tahap selanjutnya adalah presentasi informasi
dalam bentuk teks atau ceramah.
Ø
Peserta didik diorganisasikan menjadi
kelompok-kelompok belajar.
Ø
Peserta didik dibantu guru bekerja bersama-sama
untuk menyelesaikan tugas.
Ø
Anak tidak diharuskan menyelesaikan tugas semua
kelompok, namun anak dapat berpindah kegiatan ke kelompok lain apabila ada
tempat kosong di kelompok tersebut.
Ø
Presentasi hasil akhir kelompok atau menguji
segala yang telah dipelajari siswa.
Ø
Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun
individu
2.2.2 Metode Pembelajaran Berdasarkan Minat
Model pembelajaran berdasarkan minat adalah model
pembelajaran yangmemberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau
melakukan kegiatansendiri sesuai dengan minatnya.Pembelajaran berdasarkan minat
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanspesifik anak.
Model pembelajaran berdasarkan minat adalah model
pembelajaran yangmemberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau
melakukan kegiatansendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdasarkan
minat dirancang untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak.
Prinsipnya, dalam metode pembelajaran berdasarkan minat
mengutamakan, pengalaman belajar bagi setiap anak secara individual, membantu
anak untuk membuat pilihan-pilihan melalui kegiatan dan pusatpusat kegiatan
melibatkan peran serta keluarga. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan minat
dapat menggunakan beberapa area antara lain: area agama, balok, bahasa, drama,
berhitung/matematika, sains, seni/motorik, musik, membaca dan menulis. Dalam
satu hari dapat dibuka satu area bermain dengan 4-5 kegiatan bermain.
Tahap atau langkah pembelajaran berdasarkan minat:
Ø
Guru memberikan penjelasan kegiatan-kegiatan di
dalam area yang diprogramkan beserta jumlah anak yang boleh bermain di area
tersebut, misalnya alam terdiri dari kegiatan bermain pasir, bermain air
berwarna, bermain mengocok air sabun, bermain bercocok tanam. Guru menyiapkan
entri tiketsebanyak jumlah anak sesuai daya tampung sentra, misalnya area alam
ini hanya menampung 6 anak, maka guru hanya menyiapkan 6 tiket sebagai
tanda masuk. Anak yang sudah menyelesaikan kegiatan di area alam dapat
berpindah area dengan mengembalikan tiket di pintu masuk area agar dapat
digunakan anak selanjutnya.
Ø
Guru membagi jumlah anak di setiap kegiatan
bermain. Pembagian bertujuan agar seluruh anak mengalami pengalaman main yang
direncanakan hari itu.
Ø
Guru memberikan kesempatan anak untuk bebas
memilih kegiatan sesuai dengan minatnya. Pilihan yang diberikan tidak jauh dari
area yang telah disiapkan agar pembelajaran lebih terarah.
Ø
Anak dapat berpindah kegiatan sesuai dengan minatnya
jika ada tempat kosong di kegiatan tersebut.
Ø
Guru mencatat setiap kegiatan yang dilakukan
peserta didik sebagai proses pemantauan tumbuh kembang anak.
Ø
Apabila ada peserta didik yang tidak mau
melakukan kegiatan di semua kegiatan yang diprogramkan, maka guru dapat
memotivasi anak agar mau mencoba bermain bersama temannya.
Ø
Guru melakukan evaluasi pembelajaran bersama
peserta didik.
Ø
Guru memberikan pengakuan dan penguatan terhadap
usaha yang telah dilakukan anak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa cara
memotivasi anak untuk belajar banyak caranya, yang pertama kita harus tau dulu
karakteristik belajar si anak tersebut untuk mengetahui metode atau strategi
apa yang kita gunakan untuk dapat memotivasi si anak untuk rajin belajar,
sebagai contoh kita dapat bemberikan hadiah sebagai reward kepada anak yang
mendapatkan nilai yang baik, agar mereka lebih termotivasi dalam belajar, akan
tetapi pada saat anak itu melakukan kesalahan kita juga harus memberikan mereka
hukuman sesuai perbuatan mereka, hukuman tersebut berfungsi untuk pendidikan
atau sebagai penguat dari motivasi kepada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar