Wacana yang Membedakan Pemanfaatan Bahasa Indonesia pada tataran Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah
Nama:M.Hendriansyah
Kelas:3ka18
Npm:14112632
Contoh wacana ilmiah :
Analisis Pengaruh Pemberdayaan Guru Terhadap Kinerja nya Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar Kota Jakarta
Bahasa Pada Tataran Non Ilmiah
Penulisan Non ilmiah merupakan suatu karya tulis yang berbeda dari penulisan ilmiah. Dalam penulisan ilmiah dapat berupa fiksi yaitu rekaan atau karangan cerita yang di buat oleh seseorang dan di dapat dari sudut pandang pengarang itu sendiri. Dalam penulisan non ilmiah ini terdiri dari berbagai unsur yaitu penokohan, konflik, setting, dll. Walaupun begitu penulisan ini tidak boleh sembarangan dalam membuat tulisan dan harus sesuai dengan etika penulisan yang telah ada.
Dan didalam penulisan non ilmiah ini sudah dapat terlihat jelas bedanya dengan penulisan ilmiah. Yaitu terlihat dari bagaimana proses penulisan non ilmiah yang tidak teratur dan terkontrol seperti penulisan ilmiah.
Contoh dari karangan ini adalah seperti novel, cerpen, dongeng, komik maupun anekdot.
Bahasa Pada Tataran Semi Ilmiah
Semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya : berada diantara ilmiah. Bentuk karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Ciri khusus dari karangan semi ilmiah adalah menggunakan opini dari seseorang. Berikut adalah contoh pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran semi ilmiah .
Contohnya :
Pendiri Path Buka-bukaan soal Indonesia
Path merupakan pendatang baru di ranah jejaring sosial yang meraih popularitas dalam waktu relatif singkat. Jumah anggotanya pun meningkat pesat, termasuk di Indonesia, yang menunjukkan bahwa layanan ini berhasil menarik hati pengguna dari berbagai kategori usia.
Angka anggota aktif Path di Indonesia pun ternyata yang terbesar di dunia, dengan jumlah mencapai kisaran 4 juta orang, sebagaimana diungkapkan oleh pendiri dan CEO Path, Dave Morin, dalam wawancara dengan situs Daily Social.
Menurut Morin, yang sedang berkunjung ke Jakarta, para pengguna Path dari Indonesia ini sangat aktif dan setiap harinya menyumbang sekitar setengah dari keseluruhan aktivitas di Path. Dengan kata lain, 50 persen pengguna aktif harian Path berasal dari Indonesia.
Secara bulanan, Indonesia menyumbang 30 persen trafik internet Path, disusul oleh Amerika Serikat yang sama-sama menyumbang 30 persen. Negeri Paman Sam ini juga merupakan basis pengguna Path terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Sisanya sebanyak 40 persen datang dari negara-negara lain.
Pihak Path yang diwakili The Hatch Agency juga mengklarifikasi perihal rencana merilis aplikasi Path untuk BlackBerry, seperti yang disebut Morin dalam wawancara dengan TV One, Jumat (1/11/2013). Mengoreksi ucapan Morin, Path mengatakan belum berencana mengembangkan aplikasi untuk platform BlackBerry.
Path sendiri hingga akhir kuartal II 2013 lalu tercatat memiliki 12 juta pengguna yang berasal dari pengguna perangkat Android dan iOS. Saat ini, tim Path sedang fokus mengembangkan aplikasi untuk Windows Phone.
Path sejatinya adalah jejaring sosial yang bersifat personal. Jejaring sosial ini sengaja membatasi jumlah pertemanan hanya untuk 150 orang, untuk mengembalikan "arti berjejaring yang sesungguhnya".
Didirikan pada 2010, Path saat ini diasuh oleh sekitar 50 karyawan yang berbasis di San Francisco, California, AS. Mereka juga punya kantor di Tokyo, Jepang, untuk memantau pasar Asia, yang di dalamnya terdapat banyak negara berkembang.
Komentar
Posting Komentar