Nama
: Mochamad Hendriansyah
NPM : 14112632
Kelas : 1KA19
Daftar
ISI
BAB.1. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
BAB.2. Pembahasan
2.1.Sejarah Bandung
2.2. Kesenian,kuliner&alatmusik
2.3. Budaya&adat
2.4 Kearifan
BAB.3. Penutup
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
. Pada dasarnya asal usul nama Bandung ini banyak
sekali versinya:
Malah ada pula yang berpendapat Kata Bandung berasal dari sebuah nama pohon Bandong ‘Garcinia spec’ (Heyne : 1950 Jilid III, pada halaman 2233, menyebutkan bahwa Bandong ‘Garcinia spec’ sejenis pohon yang tingginya 10 - 15 m dan besar batangnya 15 - 20 cm, dengan batang tak bercabang. Pohon ini dieksploitasi setelah berumur 20 - 30 tahun, dengan cara menoreh kulit kayu sedalam 2 - 3 mm akan mengalirkan cairan kekuning-kuningan. Menurut Wiesner’s Rohstoffe digunakan untuk pengobatan, mewarnai pernis-pernis spirtus, lak emas ‘goudlak’, cat air dan fotografi. Jadi nama Bandung berasal dari Bandong yang sesuai dengan sebuah nama kampung yang telah ditemukan oleh seorang Mardijker bernama Julian de Silva di atas.
Menurut penulis buku Wisata Bumi Cekungan Bandung, T.
Bachtiar, Bandung juga artinya adalah persahabatan/perdamaian. Berasal dari
Bahasa Kawi, Bandung artinya bersama-sama,bersahabat, bersaing, mendampingi,
dan saling tolong menolong.Mengenai asal-usul nama "Bandung",
dikemukakan berbagai pendapat. Sebagian mengatakan bahwa, kata
"Bandung" dalam bahasa Sunda, identik dengan kata "banding"
dalam Bahasa
Indonesia, berarti
berdampingan. Ngabanding (Sunda) berarti berdampingan atau berdekatan. Hal ini
antara lain dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia terbitan Balai Pustaka
(1994) dan Kamus Sunda-Indonesia terbitan Pustaka Setia (1996), bahwa kata bandung berarti berpasangan dan berarti pula
berdampingan.
.
1.2 Rumusan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
Saya mengharapkan makalah ini sebenarnya agar budaya kita
itu tidak dijadikan hak milik oleh negara lain & untuk kaula muda agar
tetap mencitai budaya Indonesia dari daerah mereka masing masing yang harus
kita jaga sekuat mungkin.
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah ISD tentang
keragaman budaya daerah, penulisan makalah ini ditujukan saya untuk
para pemuda-pemuda Indonesia yang sedang dalam masa era globalisasi agar tetap
melestarikan budaya kita sendiri, milik kita semua, agar tidak tertelan dan
Selain itu diharapkan agar pembaca dapat meresapi arti dan makna setiap budaya
yang ada di Indonesia karena setiap budaya yang ada di Indonesia bagaikan darah
kita, selalu mengalir di setiap sendi-sendi kehidupan dan akan terus mengalir
sampai dunia ini hilang.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bandung
Sejarah Kabupaten Bandung
Sebelum Kabupaten Bandung berdiri, daerah Bandung dikenal dengan sebutan "Tatar Ukur". Menurut naskah Sadjarah Bandung, sebelum Kabupaten Bandung berdiri, Tatar Ukur adalah termasuk daerah Kerajaan Timbanganten dengan ibukota Tegalluar. Kerajaan itu berada dibawah dominasi Kerajaan Sunda-Pajajaran
. Sejak pertengahan abad ke-15, Kerajaan Timbanganten
diperintah secara turun temurun oleh Prabu Pandaan Ukur, Dipati Agung, dan
Dipati Ukur. Pada masa pemerintahan Dipati Ukur, Tatar Ukur merupakan suatu
wilayah yang cukup luas, mencakup sebagian besar wilayah Jawa Barat, terdiri
atas sembilan daerah yang disebut "Ukur Sasanga".
Setelah Kerajaan Sunda-Pajajaran runtuh (1579/1580) akibat gerakan Pasukan banten dalam usaha menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat, Tatar Ukur menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, penerus Kerajaan Pajajaran. Kerajaan Sumedanglarang didirikan dan diperintah pertama kali oleh Prabu Geusan Ulun pada (1580-1608), dengan ibukota di Kutamaya,
suatu tempat yang terletak sebelah Barat kota
Sumedang sekarang. Wilayah kekuasaan kerajaan itu meliputi daerah yang kemudian
disebut Priangan, kecuali daerah Galuh (sekarang bernama Ciamis).
Kota
Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di
jawa barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140
km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota
terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan menurut
jumlah penduduk. Sedangkan wilayah Bandung Raya (wilayah
metropolitan) merupakan metropolitan
terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek.
Di kota yang bersejarah ini,
berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di
Indonesia, sekarang Institut Teknologi bandung, menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat
berlangsungnyaKonfrensi asia afrika,
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota bandung adalah ibu kota
provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Paris van java (bahasa
Belanda) atau “Paris dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung
dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai
salah satu kota tujuan wisata. Sedangkan keberadaan perguruan tinggi negeri dan
banyak perguruan tinggi swasta di Bandung membuat kota ini dikenal sebagai
salah satu kota pelajar di Indonesia.
Sejarah
- 1488 – Bandung didirikan
sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran.
- 1799 – VOC mengalami
kebangkrutan sehingga wilayah kekuasaannya di Nusantara diambilalih oleh
pemerintah Belanda. Saat itu Bandung dipimpin oleh Bupati R.A.
Wiranatakusumah II.
- 1808 – Belanda mengangkat
Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Nusantara setelah
ditinggalkan VOC.
- 1809 – Bupati memerintahkan
pemindahan ibu kota dari Karapyak ke daerah Cikapundung dan Andawadak
(Tanjungsari).
- 1810 – Daendels menancapkan
tongkat di pinggir sungai Cikapundung yang berseberangan dengan alun-alun
sekarang. “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd!”
(Usahakan, bila aku datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun!”).
Sekarang tempat itu menjadi titik pusat atau KM 0 kota Bandung.
- 25 Mei 1810 – Daendels meminta
bupati Bandung dan Parakanmuncang memindahkan ibukota ke wilayah tersebut.
- 25 September 1810 – Daendels mengeluarkan
surat keputusan pindahnya ibu kota Bandung dan sekaligus pengangkatan
Raden Suria sebagai Patih Parakanmuncang. Sejak peristiwa tersebut 25
September dijadikan sebagai hari jadi kota Bandung dan R.A.
Wiranatakusumah sebagai the founding father. Sekarang nama
tersebut diabadikan menggantikan jalan Cipaganti, di mana wilayah ini
menjadi rumah tinggal bupati sewaktu ibu kota berpindah ke alun-alun
sekarang.
- 24 Maret 1946 – Pembumihangusan
Bandung oleh para pejuang kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan ‘Bandung
Lautan Api’ dan diabadikan dalam lagu “Halo-Halo Bandung”.
- 1955 – Konferensi Asia-Afrika
diadakan pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama
“Concordia” yang berlokasi di Jl. Asia Afrika, berseberangan dengan hotel
Savoy Homann.
- 2005 – KTT Asia-Afrika 2005
- Pada tahun 2006 Bandung
mendapatkan predikat kota terkotor dari pemerintah, hal ini bertalian erat
dengan status darurat sampah yang sempat terjadi di Bandung pada tahun
tersebut.
2.2
Kesenian,kuliner&alatmusik
Kesenian
badawang merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan Agama asli Indonesia yang
didalamnya terdapat lambing seni , bentuk seni , isi seni,pengalaman seni
mereka yang pada dasarnya terkandung makna bersifat mistis itu dapat dilihat
dari bentuk dan gambaran dari badawang yang
merupakan gambaran tradisis totemistik masyarakat agama asli Indonesia walaupun
dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam bentuk yang lebih lucu / kocak.
Ditatar Sunda keberadaan Badawang / memeniran karena
dilihat dari bentuk yang besar dan tinggi dilambangkan dengan manusia yang
tubuhnya besar dan tinggi (identik dengan orang Barat yang dalam hal ini
orang Belanda ) diambil dari
katameneer ( tuan dalam bahasa Belanda) .
hampir sama dengan ondel ondel yang di Jakarta di Kabupaten Bandung masih ditampilakan pada perayaan khitanan, perayaan hari besar seperti 17 Agustus , untuk menyambut pejabat dll. Di Kabupaten Bandung khususnya badawang diambil dari profil dari para pewayangan seperti Semar, cepot, dawala, gareng ditambah tokoh- tokoh bangsawan jaman dahulutokoh asing dan tokoh para pejuang tempo dulu.
Musik pengiring untuk badawang biasanya mempergunakan jenis musik yang mudah dibawa seperti kesdang, goong, bedug, terompet, dog-dog. seperti daerah Cileunyi alat musik pengiringnya mengambil dari iringan penca silat yaitu padungdung, golempang, jenis lagunya terkadang mengambil lagu- lagu kliningan , dangdut. Di daerah Rancaekek badawang biasanya ditampilkan dengan Benjang yang dilengkapi oleh heleran ( kesenian yang dipakai untuk arak arakan ) kostum pemusik ada yang memperguanakan kostum penca silat dll..
hampir sama dengan ondel ondel yang di Jakarta di Kabupaten Bandung masih ditampilakan pada perayaan khitanan, perayaan hari besar seperti 17 Agustus , untuk menyambut pejabat dll. Di Kabupaten Bandung khususnya badawang diambil dari profil dari para pewayangan seperti Semar, cepot, dawala, gareng ditambah tokoh- tokoh bangsawan jaman dahulutokoh asing dan tokoh para pejuang tempo dulu.
Musik pengiring untuk badawang biasanya mempergunakan jenis musik yang mudah dibawa seperti kesdang, goong, bedug, terompet, dog-dog. seperti daerah Cileunyi alat musik pengiringnya mengambil dari iringan penca silat yaitu padungdung, golempang, jenis lagunya terkadang mengambil lagu- lagu kliningan , dangdut. Di daerah Rancaekek badawang biasanya ditampilkan dengan Benjang yang dilengkapi oleh heleran ( kesenian yang dipakai untuk arak arakan ) kostum pemusik ada yang memperguanakan kostum penca silat dll..
Sekilas Wisata Kuliner di Kota Bandung Kota kembang merupakan sebutan lain
untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan
banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itudahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya.
Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan
factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur
kota Bandung juga menjadi
kota wisata
kuliner bandung Kuliner khas kota bandung diantaranya : Batagor,
Brownies Amanda, Surabi, Peuyeum Bandung, Cendol Elizabeth, Oncom, Colenak,
Cireng, Karedok, Lotek, Bandrek, Bajigur, Ketan Bakar, Bandros, Bala-bala
(bakwan), Gehu (toge tahu), De Risol Risoles, Comro (Oncom di Jero), Cireng
(aci di goreng), Cimol (aci di gemol), Cilok (aci di colok), pisang bolen
kartikasari, gado gado teuku angkasa, rujak jalan macan bandung
Karinding, Seni Sunda Yang Menggeliat
kendang. Ternyata masih banyak khazanah
kesenian dan alat-alat musik sunda yang beredar tetapi tidak terpublikasi dan
tidak diajarkan sewaktu sekolah. Namanya Karinding, teman saya punya group
musik ‘Karinding Attack” yang underground dan lumayan keren. Karinding sendiri
adalah alah yang terbuat dari kayu, ukurannya kecil mungkin sebesar pulpen atau
lebih. Dibunyikannya dengan meniup dan menggerakan bagian ujung.
Untuk yang pertama kalinya saya
mendengarkan langsung pementasan seni karinding di acara diskusi seni dan
lingkungan yang paradoks pada 28 April 2010 di Museum Barli, Bandung. Dua
kelompok seni karinding yang menampilkan dan membuat saya takjub. Keduanya
memberikan saya fenomena baru dalam dunia musik tradisional.
Pada penampil pertama, yang
menyajikannya dari Lembang. Saya tidak mencatat namanya, tetapi tahu asal
mereka dari Lembang. Penampil pertama ini sangat sunda buhun. Membawa ‘harimau’
dan dupa yang dibakar. Liriknya juga rada-rada kesundaan baheula banget. Sangat
tradisional dan sunda pisan. Dandannya jangan ditanya, kalau sunda pisan
berarti lengkap antara baju pangsi, iket, kantong yang terbuat dari rami.
Penampil kedua dari Mahasiswa, uniknya
ada perempuan dan tambahan alat musik yang ditiup yaitu suling dan satu lagi
saya tidak tahu namanya, yang pasti seperti alat musik yang bisa menirukan
bunyi burung berkicau, kalau ke Taman Wisata Alam Tangkubanparahau banyak
penjualnya. Kelompok Karinding sekarang semakin bertebaran.
2.3 Budaya&adat
BUDAYA SUNDA
Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang
sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda,
ramah tamah (someah), murah senyum lemah lembut dan sangat menghormati orang
tua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda. Di dalam bahasa Sunda
diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk orang tua. Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang
membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain.
Secara umum
masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut,
religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam
pameo silih asih, silih asah
dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling
menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan
saling melindungi (saling menjaga keselamatan)..
Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain
seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua,
dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan
magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan
keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk
mempertahankannya.
2.4 Kearifan budaya
BANDUNG (BMC) – Keberadaan
Wedding Organizer (W0) sekarang ini, secara bisnis jelas berpengaruh terhadap
meningkatnya pertumbuhan pendapatan daerah. Dimana fungsi WO selaku pemeran
bisnis mampu merealisasikan Ketepatan perhitungan budget, dan keinginan
pernikahan yang berkesan sekalii dalam seumur hidup.
Itu ditekankan istri Wakil
Gubernur Jabar Sendy Dede Yusuf, saat membuka secara resmi kegiatan Pameran
Pernikahan Tradisional yang berlangsung selama tiga hari, pada (18/01),
bertempat di Bale Asri Pusdai, Bandung.
“Ada tiga hal yang harus
diperhitungkan dalam bisnis pernikahan ini. Pertama, setiap orang pasti ingin
pernikahan yang berkesan satu kali seumur hidupnya. Kedua, perhitungan budget
yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Terakhir, WO harus bisa
menjembatani dua kebudayaan berbeda dari mempelai laki – laki dan perempuan.”
Jelas Sendy saat memberikan sambutan.
Dengan tema pameran yang
diusung, lebih mengapresiasi budaya tradisional. Sendy akui kegiatan ini adalah
kegiatan yang mengangkat unsur kearifan budaya lokal, yang notabene saat ini
dirasa dirinya, pengaruh budaya asing telah banyak mempengaruhi masyarakat
Indonesia.
Oleh karenanya ia
menekankan, kearifan lokal tak lain sebagai modal pertahanan dalam membendung
pengaruh budaya Asing.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk menghadapi dampak negatif
keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat
menikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang
menarik untuk diangkat dalam konteks ini adalah multikulturalisme dan sikap
toleransi dan empati.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar